Arsip Tag: pelayan

Februari oh februari

Februari oh februari. Februari tahun ini berjumlah 29 hari. Mengapa ini bisa terjadi disebabkan tahun 2012 bertepatan dengan tahun kabisat yang terjadi 4 tahun sekali. Teringat seorang teman waktu SMP yang hari kelahirannya tepat tanggal 29 Februari. Kasian. Ulangtahunnya hanya diperingati 4 tahun sekali.Teman itu bernama Ratih Febrianti.

Dengan postur tubuh tinggi sekali waktu itu, yang aku juga kalah tinggi olehnya. Kalau saja aku wanita tentu akan aku pakai sepatu berhak tinggi untuk menyamai ia punya tinggi badan. Sepatu berhak tinggi yang dari zaman Mesir kuno sudah ada dipakai oleh para pelayan untuk melayani sang raja. Sepatu yang pada Itali berjaya, terkenal disebabkan Venezia sebagai kota perdagangan dimana pada waktu itu Luca Paciolli menemukan Double Entry (Pencatatan Berpasang-pasangan), sebuah cikal bakal ilmu akuntansi yang berkembang sampai saat ini. Sepatu yang pada saat London berkembang menjadi kota industri banyak dipakai oleh kaum wanita, disebabkan kotoran banyak menggenangi jalanan di kota-kota.

Sayang seribu sayang aku terlahir sebagai lelaki yang punya kejantanan kadang tegang dan kadang lemas.

Ratih sendiri konon katanya pernah naksir pada aku punya tampang. Motif yang ia gunakan adalah memakai salah seorang sahabatnya untuk menjadi penyambung lidah antara aku dan dia. Seiring berjalannya waktu, bukan aku dan Ratih yang menjalin cinta tetapi aku dan sahabatnya. Ratih lalu kecewa, ia marahi itu punya sahabat lalu mencampakkannya. Sampai saat ini.

Rasa bersalah mengkerubuti diri. Sahabatnya tentunya bukan aku. Aku seh tenang-tenang saja juga senang.

Tahun kabisat terjadi 4 tahun sekali. Mengingatkan aku pada sebuah novel Misteri Soliter karya Jostein Garner. Yang didalamnya ia bercerita tentang petualangan seorang ayah dan anak mencari ibundanya yang terjebak dalam dunia model. Dunia palsu, dunia yang hanya memajang pose-pose semu, kita bergaya bukan karena kita yang mau melainkan ada seorang yang mengarahkan agar kita bergaya seperti ini-itu. Tahun kabisat didalam novel itu digambarkan sebagai hari joker.

Joker. Si badut dengan muka lucu, tidak bersalah dan bertingkah laku sok bodoh. Padahal joker tidak bodoh malahan ia serba tahu, tingkah lakunya yang bodoh hanya kamuflase agar orang-orang mengira ia bodoh. Socrates pernah bilang, “orang bijak adalah orang yang mengaku bahwa ia tidak tahu apa-apa”. Joker sendiri sangat unik, dalam setiap permainan kartu, joker bisa masuk ke dalam ras apapun. Mau itu ras kriting, wajik, sekop atau hati. Bentuk yang berbeda lain daripada yang lain membuat ia tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu ras diantara mereka.

Akan ada joker disetiap kehidupan yang kita jalani, sambil menanyakan pertanyaan , “siapakah aku ? Darimana datangnya  dunia ?”.

Dari ketiga karya Jostein Garner yang pernah saya baca, Misteri Soliter lah yang menjadi favorit saya.

Februari oh februari. Februari tahun 2012 ini bertepatan dengan tahun kabisat, sehingga jumlah hari di bulan Februati menjadi 29 hari. Bulan ini juga ada segerombolan teman, kecengan serta orang yang tidak aku kenal akan diwisuda. Seharusnya aku juga akan mengalami apa yang mereka alami. Sayang seribu sayang. Barangkali Juni atau Oktober atau barangkali Februari tahun depan nanti, baru aku akan mengalami apa yang mereka akan alami.

Ayah oh ayah. Maafkan aku harus menunda kegembiraanmu barang sejenak. Bukan karena aku tak mau tapi aku saja yang terlampau kalah menyerah pada kemalasan.

Ibu oh ibu. Maafkan aku harus menunda pengharapanmu barang sejenak. Bukan karena aku tak mau tapi keadaan yang memaksaku untuk mengakui bahwa akulah si anak pemalas yang cerdas.

Ayah dan Ibu doakanlah aku.

Selalu saja muncul sesal

iringi kabar dari kapal asing

yang galau di hempas musim gelombang

impas sudah segala sial

tempias yang menderas di tepi geladak

segera siapkan pelampung

ucapkan doa terakhir

siapa tahu takdir akhir menjauh

atau kita karam sebelum subuh

namaku mungkin lekang, namaku hilang

tapi maut akan memahat tugu bagi jiwa agung

ombak pun tunduk saat kau sibakkan laut.

M-W-M